Pendidikan
Aqidah Bentuk Mahasiswa Insan Saleh
By : Ulva Yulianti
Apakah
Anda sering melihat mahasiswa pintar tetapi akhlaknya tidak mencerminkan
kepintarannya? Ya....Salah satu penyebabnya karena kurangnya pendidikan aqidah
sehingga tidak terbentuk kepribadian insan saleh. Diawali dengan pengertiannya,
pendidikan merupakan kebutuhan mendasar dan pokok dalam kehidupan manusia. Pendidikan
adalah usaha sadar yang dilakukan berbagai pihak, misalnya pihak keluarga,
masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan
yang berlangsung didalam pendidikan formal maupun informal. Pendidikan
dimaksudkan menjadi pola menyeluruh dalam lembaga-lembaga formal, lembaga
informal, organisasi, dan agen-agen lain yang dapat memindahkan berbagai macam
pengetahuan yang akan mempengaruhi berbagai aspek kepribadian seseorang,
misalnya pertumbuhan sosial, spiritual, dan intelektual. Dalam kehidupan
manusia pendidikan merupakan salah satu satu aspek penting dalam membentuk
generasi mendatang. Pendidikan dibutuhkan manusia tidak hanya pendidikan yang
berwujud materi dari fisika, kimia, biologi, dan sebagainya. Melainkan manusia
menurut Al-qur’an adalah terdiri dari jiwa dan raga yang membutuhkan pendidikan
rohani (pendidikan aqidah) yang dapat membentuk manusia bertakwa kepada Allah
dan memperoleh keridhaan-Nya. Pendidikan karakter yang berbasis islam tidak
boleh terlepas dari Al-qur’an dan As-sunnah, karena kedua sumber tersebut
merupakan pedoman otentik dalam penggalian khazanah keilmuan apa pun.
“Islamic Education has its own
peculiar character which distinguisshes it very clearly from all other types of
educational theory or practice. This distinguishing feature is due to the
ambient precence and influence of the Qur’an on Islamic Education (Soebahar,
Abd.Halim;69).”
Begitu
banyak pendidikan karakter yang berbasis islam yang bisa diterapkan kepada
mahasiswa. Salah satunya pendidikan aqidah, pendidikan aqidah merupakan process of intruction and training. Pendidikan
aqidah harus diterapkan kepada generasi muda harapan bangsa. Aqidah adalah iman
yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang
menyakininya. Aqidah merupakan inti dasar keimanan seseorang yang harus
ditanamkan generasi muda sejak dini. Tidak dipungkiri dalam dunia pendidikan
sekarang, begitu banyak pendidikan yang hanya mengedepankan bidang akademik
saja, menomor sekiankan pendidikan islam. Padahal pendidikan islam seperti
pendidikan aqidah merupakan pondasi dasar terbentuknya kepribadian yang
seimbang antara kesuksesan dunia dan akhirat.
Kegiatan
belajar aqidah pada mahasiswa sangat berbeda sewaktu seseorang berada di
lingkungan sekolah. Pendidikan aqidah yang diterapkan pada mahasiswa bisa
diterapkan dengan mengadakan seminar keagamaan, seminar motivasi mahasiswa,
training keagamaan, diskusi keagamaan, mentoring, musyawarah besar keagamaan,
dan lain sebagainya. Pendidikan akidah pada mahasiswa hanya merupakan lanjutan
dari setiap tahap kehidupan mahasiswa. Pendidikan akidah mahasiswa bisa
didapatkan dari setiap pengalaman mahasiswa itu sendiri, dari tokoh panutan
islam yang bisa membawa ke pola pikir mahasiswa lebih possible. Mahasiswa berperan dalam perpanjangan tangan bangsa
selanjutnya. Perilaku religius mahasiswa, bahkan seharusnya perguruan tinggi
menjadikan kualitas akhlak/karakter sebagai salah satu Quality assurance yang harus dimiliki oleh setiap lulusannya. Muslim
yang baik adalah orang yang memiliki
aqidah yang lurus dan kuat yang mendorongnya untuk melaksanakan syariah yang
hanya ditujukan kepada Allah sehingga tergambar akhlak yang terpuji dalam
membentuk insan saleh.
Insan
saleh adalah manusia yang mendekati kesempurnaan. Insan saleh dapat terbentuk
melalui pengembangan manusia yang menyembah dan bertaqwa kepada Allah (“Tidaklah Aku mencipta jin dan manusia
kecuali agar mereka menyembah kepada-Ku, (Q.S.51;56))”. Begitu pula dengan
mahasiswa yang diharapkan dapat terbentuk menjadi manusia yang penuh keimanan
dan taqwa, berhubungan dengan Allah memelihara dan menghadap kepada-Nya dalam
segala perbuatan yang dikerjakan dan segala tingkah laku yang dilakukannya,
segala pikiran yang tergores dihatinya dan segala perasaan yang berdetak
dijantungnya. Ketika mahasiwa mampu menjadi seorang manusia yang demikian,
berarti ia adalah manusia yang mengikuti jejak langkah Rasul SAW dalam pikiran
dan perbuatannya. Seperti halnya seorang mahasiswa yang merupakan generasi
penerus bangsa yang nantinya akan menjadi pemimpin. Insan soleh beriman dengan
mendalam bahwa ia adalah khalifah di bumi (“Aku
ciptakan di bumi khalifah, (Q.S.2;30)).”
Mahasiswa
yang berhasil dalam pendidikan aqidahnya, maka outputnya ia mampu berada
diantara akhlak insan yang saleh dalam islam adalah harga diri, pri
kemanusiaan, kesucian, kasih sayang, kecintaan, kekuatan jasmani dan rohani,
menguasai diri, dinamisme, dan bertanggung jawab. Ia mampu memerintahkan yang
ma’ruf dan melarang yang mungkar. Ia bersifat benar, jujur, memiliki rasa keindahan dan memiliki
keseimbangan. Ketika orang lain hanya sibuk memikirkan dunia saja, mahasiswa
yang telah terbentuk menjadi insan saleh ia akan percaya dan memikirkan pula
kehidupan yang kekal di akhirat. Seperti kata-kata yang sering kita dengar
bahwasannya “ Bekerjalah untuk duniamu
seakan-akan kamu akan hidup selamanya, dan bekerjalah utnuk akhiratmu
seakan-akan kamu akan mati besok”.
Sehingga
tidak dipungkiri lagi, mahasiswa insan saleh dibutuhkan untuk membangun
kehidupan selanjutnya yang lebih baik. Insan saleh dalam islam terbuka kepada
jagat raya, merasa bahwa sebagian yang tak terpisahkan dari padanya, dan
senantiasa mencari rahasia dan hikmahnya, akan terus berusaha dan bekerja
berdasarkan ibadah kepada Allah, dan kekuatan hidupnya tidak tergantung kepada
keluarga, pangkat, atau masyarakat melainkan mahasiswa yang insan saleh akan bergantung
pada dirinya yang notabene mendapat petunjuk Allah SWT, serta memiliki
kecenderungan sosial mencintai dan menyayangi orang lain. Marilah kita terus
berusaha untuk dapat menjadi pribadi insan saleh yang demikian.
No comments:
Post a Comment